Diperkirakan pada awal abad ke-18 di suatu tempat pemukiman penduduk di pinggir sungai Cijolang tumbuh sebatang Pohon kayu yang besar dan tinggi serta kokoh berdiri tegak, dan pohon besar ini oleh masyarakat setempat disebut Pohon Kitangkolo. Berdasarkan keterangan yang bersumber dari para sesepuh leluhur pendahulu kita, istilah Tangkolo diambil dari nama Pohon Kitangkolo itu. Jadi Kitangkolo ini nama sejenis pepohonan hutan liar yang tidak sengaja ditanam, tetapi tumbuh secara alamiah di daerah kampung Tangkolo sekarang. Jenis pohon Kitangkolo ini pada waktu itu tidak terdapat di tempat lain kecuali di daerah ini dan pada masa sekarang sudah tidak dijumpai lagi. Pohon Kitangkolo ini nampaknya sudah punah semua karena ditempat lain pun sudah tidak terdengar lagi keberadaannya. Penggunaan nama pohon-pohonan yang dipakai menjadi nama suatu tempat dimasyarakat Pasundan di masa lampau rupanya sudah menjadi kebiasaan umum, hal ini masih dapat kita lihat sekarang banyaknya kampung-kam...
Galak timburu Cemburuan Gantung déngé Merasa kurang puas menguping Getas harupateun Gampang menuduh dan menghakimi orang lain. Geus turun amis cau Sudah beranjak dewasa. Goréng peujit Jelek hati, (sifat) dengki. Gugon tuhon Teguh pada pendirian yang benar. Gunung teu tutugan, sagara tanpa wates Tak ada batas dan ujungnya. Gurat batu Susah diatur, kukuh pada pendirian gimana maunya sendiri. Gurat cai Tak bisa dipegang janji dan omongannya. Hambur bacot murah congcot Gampang ambekan (marah) tapi baik hati. Hampang birit Orang yang gampang untuk disuruh melakukan sesuatu (rajin). Hampang leungeun Orang yang suka main pukul. Handap asor Sopan terhadap sesama. Handap lanyap Bicaranya bagus, tapi maksudnya (menyinggung) merendahkan dan menghina. Haréwos bojong Bisik-bisik tapi terdengar oleh orang disebelahnya. Heuras genggerong Gaya bicaranya kasar, selalu pake urat. Heureu...