Adat Istiadat Kultur Sosial Budaya dan Kesenian Sunda

Berbagi Pengetahuan dan Informasi

Perkembangan kegiatan Pendidikan Umum











Di bidang pendidikan umum mayoritas masyarakat pada umunya buta akan huruf Latin, dikarenakan pada saat itu belum ada Lembaga Pedidikan Formal yang tersedia.
Hanya saja pada saat itu pendidikan yang ada adalah pendidikan Agama.

Dalam perkembangan berikutnya secara bertahap terjadi hal-hal seperti berikut:

(Pertama) Pada waktu belum ada lembaga Pendidikan Formal di  sekolah, pada umunya para pemuda menempuh pendidikan keagamaan saja melalui Pondok Pesantren yang tersebar diluar Tangkolo, sehingga tidak asing lagi apabila orang tua terdahulu banyak yang buta huruf latin, tetapi mereka melakukan tulis menulis dengan huruf arab.

(Kedua) Sekolah Desa 3 tahun, yang paling dekat mula-mula hanya ada di Desa Situ Gede dan tahap berikutnya di dirikan di Ibu kota Desa Subang yaitu di burujul. Sehubungan dengan jarak tempuhnya yang cukup jauh dan sulit di jangkau, sehingga mereka yang masuk ke Sekolah Desa 3 tahun hanya sebagian kecil saja dan pada umunya adalah anak lelaki. Tak lama kemudian di dirikanlah Sekolah Desa Subang II. Pada masa kulisi Desa Adiwikarta memangku jabatan, kemudian Beliaulah yang berkeinginan keras agar di Tangkolo ada Sekolah Desa.

(Ketiga) Lokasi bangunan Sekolah Desa Subang II bertempat di Gunung susuh dengan luas bangunan sebanyak 2 lokal. Sekolah ini pada waktu itu di asuh oleh seoran tenaga pengajar, yaitu adalah Bapak Miskat Partadisastra (Alm) yang dikenal dengan sebutan Bapak guru jangkung. Beliau berasal dari daerah Curug. Dengan statusnya sebagai Kepala Sekolah Desa yang disebut Guru kesatu atau Guru Kepala dengan panggilan Juraagan. Bapak Miskat Partadisastra adalah kepala Sekolah desa pertama di kampung tangkolo, menjabat dari 1 juni 1940 s.d 27 juli 1953.

(Keempat) Pada tahun berikutnya datang tenaga pengajar yang kedua atau disebutnya sebagai tenaga pengajar pembantu yaitu Bapak Tepon Sastraatmadja yang berasal dari Kuta Mangu yang pada akhirnya digantikan oleh Bapak Guru H.Hasan Suwarna(Alm) dari Subang.
Setelah proklamasi kemerdekaan, Sekolah Desa Subang II ini ditingkatkan menjadi Sekolah Rakyat Negeri 6 tahun dan tidak lagi menggunakan istilah Subang II.

Perlu diketahui bahwa penerimaan kelas 4 pertama muridnya membludak karena disamping murid lanjutan dari kelas 3 Sekolah Desa yang bersangkutan di tambah dengan lulusan Sekolah Desa 3 tahun sebelumnya yang berhasrat untuk melanjutkan sekolah di Sekolah Rakyat 6 tahun.


Dengan adanya peningkatan Sekolah Desa 3 tahun menjadi Sekolah Rakyat 6 tahun, para siswa dari mulai kelas 4 ke atas diharuskan untuk mengajar sebagai guru Pemberantasan Buta Huruf di kampungnya masing-masing dengan mengambil tempat di Balai Desa, mesjid, tajuk/langgar/mushola, dan tepas rumah yang dianggap luas untuk dapat menampung peserta wajib Pemberantasan Buta Huruf (PBH). Kemudian dalam perkembangan berikutnya, istilah Sekolah Rakyat 6 tahun diganti lagi menjadi Sekolah Dasar Negeri 6 tahun.

Labels: Masa Gemilang Kampung Tangkolo

Terimakasih sudah membaca Perkembangan kegiatan Pendidikan Umum. Silahkan untuk membagikan!

Back To Top