Sebagaimana telah kita maklumi bersama bahwa Tangkolo pada awalnya adalah sebuah Kampung yang menjadi bagian dari desa Subang, berada di dataran rendah dengan pelatarannya yang rata dan hampir seluruh tanah perkampungannya mengandung pasir bercampur batu kerikil sungai, karena kampung ini dikelilingi oleh sungai. Di musim hujan tanahnya tidak terlalu becek disebabkan oleh kuatnya daya serap pasir terhadap genangan air.
Letak Kampung Tangkolo berada di pinggir sungai besar, sehingga pada musim hujan sering terjadi banjir akibat luapan air sungai, bahkan sering terjadi banjir meskipun di tempat ini tidak ada hujan, Bagaimana bisa?
Hal ini bisa terjadi karena banjir ini disebut banjir bandang atau banjir kiriman yang diakibatkan karena terjadinya hujan lebat di bagian hulu sungai. kalau masyarakat setempat sendiri mempunyai sebutan lain untuk itu, yaitu "Caah Dendeng" Jika dilihat dari segi jumlah penduduk dan luasnya Kampung, pada waktu itu masih merupakan suatu pemukiman kecil yang masih sedikit penduduknya.
Secara geografis, letaknya terpencil paling selatan dengan jarak tempuh yang paling jauh dari ibu kota desa saat itu, sehingga sulit untuk dijangkau karena harus ditempuh dengan berjalan kaki, turun naik gunung, berliku melalui hutan yang lebat dan pegunungan yang memanjang dari utara ke selatan. selain itu hanya dapat di tempuh melalui jalur sungai Cijolang dengan mengikuti aliran air sungai dari hulu ke hilir.
Kampung Tangkolo sebagai bagian dari desa Subang yang paling selatan ini merupakan satu hamparan daratan yang dilalui oleh sungai Ciawi dan Citangkil di sebelah timur dan di lingkari oleh sungai Cijolang mulai dari sebelah barat dan berbelok ke sebelah selatan yang menjadi batas alam antara Kabupaten Kuningan dengan Kabupaten Ciamis.
Karena kondisi Tangkolo seperti yang dijelaskan diatas, maka tidak heran kalau Kampung ini merupakan satu-satunya kampung yang dianggap paling rata tanahnya, paling versih, tertutup pasir sungai dan paling indah di lingkar wilayah Desa Subang di bagian selatan.
Kondisi pemukiman bumi Kampung Tangkolo pada masa itu merupakan dataran rendah yang hijau yang ditumbuhi pohon-pohonan yang tumbuh secara alami, berada di sebuah lembah pegunungan yang diapit oleh sungai kecil dan besar ba gaikan tanjung di tengah daratan yang menjorok jauh dari utara ke daratan selatan yang masuk wilayah Ciamis. tanjung daratan ini di bingkai oleh suatu pantai pasir seperti pantai di laut dangkal yang di kelilingi oleh air sungai yang keruh di musim penghujan dan dikelilingi air bersih yang bening dikala musim kemarau datang.
Apabila dilihat dari dataran tinggi yang ada diatas sekelilingnya, sungai Cijolang bagaikan ular raksasa yang sedang tidur nyenyak dengan melingkar-lingkar, melengkung membelit pelataran hutan wilayah Tangkolo, dengan kepala berada di gupitan Ranto, dan ekornya menjulur panjang berliku-liku ke arah utara.
Letak Kampung Tangkolo berada di pinggir sungai besar, sehingga pada musim hujan sering terjadi banjir akibat luapan air sungai, bahkan sering terjadi banjir meskipun di tempat ini tidak ada hujan, Bagaimana bisa?
Hal ini bisa terjadi karena banjir ini disebut banjir bandang atau banjir kiriman yang diakibatkan karena terjadinya hujan lebat di bagian hulu sungai. kalau masyarakat setempat sendiri mempunyai sebutan lain untuk itu, yaitu "Caah Dendeng" Jika dilihat dari segi jumlah penduduk dan luasnya Kampung, pada waktu itu masih merupakan suatu pemukiman kecil yang masih sedikit penduduknya.
Secara geografis, letaknya terpencil paling selatan dengan jarak tempuh yang paling jauh dari ibu kota desa saat itu, sehingga sulit untuk dijangkau karena harus ditempuh dengan berjalan kaki, turun naik gunung, berliku melalui hutan yang lebat dan pegunungan yang memanjang dari utara ke selatan. selain itu hanya dapat di tempuh melalui jalur sungai Cijolang dengan mengikuti aliran air sungai dari hulu ke hilir.
Kampung Tangkolo sebagai bagian dari desa Subang yang paling selatan ini merupakan satu hamparan daratan yang dilalui oleh sungai Ciawi dan Citangkil di sebelah timur dan di lingkari oleh sungai Cijolang mulai dari sebelah barat dan berbelok ke sebelah selatan yang menjadi batas alam antara Kabupaten Kuningan dengan Kabupaten Ciamis.
Karena kondisi Tangkolo seperti yang dijelaskan diatas, maka tidak heran kalau Kampung ini merupakan satu-satunya kampung yang dianggap paling rata tanahnya, paling versih, tertutup pasir sungai dan paling indah di lingkar wilayah Desa Subang di bagian selatan.
Kondisi pemukiman bumi Kampung Tangkolo pada masa itu merupakan dataran rendah yang hijau yang ditumbuhi pohon-pohonan yang tumbuh secara alami, berada di sebuah lembah pegunungan yang diapit oleh sungai kecil dan besar ba gaikan tanjung di tengah daratan yang menjorok jauh dari utara ke daratan selatan yang masuk wilayah Ciamis. tanjung daratan ini di bingkai oleh suatu pantai pasir seperti pantai di laut dangkal yang di kelilingi oleh air sungai yang keruh di musim penghujan dan dikelilingi air bersih yang bening dikala musim kemarau datang.
Apabila dilihat dari dataran tinggi yang ada diatas sekelilingnya, sungai Cijolang bagaikan ular raksasa yang sedang tidur nyenyak dengan melingkar-lingkar, melengkung membelit pelataran hutan wilayah Tangkolo, dengan kepala berada di gupitan Ranto, dan ekornya menjulur panjang berliku-liku ke arah utara.
Labels:
Pelataran Kampung Tangkolo
Terimakasih sudah membaca Pelataran Kampung Tangkolo. Silahkan untuk membagikan!